Saturday 18 January 2014

Sebenarnya Apa yang Kita Beri Kepada Kata "Memberi"?

Eeeaaakk... ini dia tulisan perdana awak di tahun 2014 ini, kawan!

monggooo..silahkan dinikmati..anggap aja blog sendiri yak.. ^_^

Ungkapan dari hati terdalam : "Aku tahu, Tuhan yang sedang menuntunku dalam perenungan ini."


Pada sekitaran akhir bulan September 2013, “beberapa orang” yang sangat mengasihi Allah ini mengajakku ke satu tempat tujuan utama tetapi melewati dan melihat banyak kota dan didalam mobil selama lebih dari 20 jam! (y)
 Well..ini adalah perjalanan keluar kotaku yang kedua setelah wisuda.
 BENGKALIS!
Yeah..kota yang menjadi tujuan utama kami. You know what guys.. Jangan harap kalian melihat pelanggaran lalu lintas disini, karena para penduduk Bengkalis sangat menghargai lampu lalu lintas dan segala antek” peraturannya. Seakan-akan sudah tertera tulisan di kening mereka “SAYA TAAT LALU LINTAS”.

Kami sepakat memilih warung kopi sebagai tempat pelabuhan awal kegiatan di pagi  yang merupakan hari kedua kami berada di Kota yang bersih, tenang, tertata dengan rapi dan memiliki gedung pemerintahan sangat elit ini.

Bincang-bincang sederhana & canda tawa melengkapi menu sarapan pagi yang sudah bertengger di meja dan siap untuk disantap ini. Dan saat itulah, mataku tertuju pada sosok tua yang duduk di meja tepat diseberang kami. Seorang Bapak yang mengenakan topi peci dengan sebungkus rokok menemani kopi yang dipesannya. Lalu, Bapak itu tersenyum padaku. Sedikit kik-kuk, ku balas senyumannya. Namun, selang beberapa menit ku lihat pengunjung yang meninggalkan warung kopi ini memberi uang seribuan, kadang uang logam pada Bapak tersebut. Seperti tunawisma, Bapak itu menyambut uang tersebut sambil mengucapkan “Terima Kasih”.
Oukeh.. RALAT! bukan “seperti tunawisma”, melainkan Bapak itu memang seorang tunawisma. Guess what?! Kota yang bagaimanakah ini sampai Tuna Wismanya saja sebeken ini, man!

Ntah mengapa.. moment itu menjadi perenunganku selama perjalanan pulang menuju Binjai. Dan membuat  satu kata lalu lalang di otakku, yaitu :
“MEMBERI”

Banyak diantara kita, termasuk aku dulunya .. salah fokus dengan kata tersebut. Contoh kecilnya saja, dalam hal memberi persembahan pada perayaan ibadah minggu gereja. Sebelumnya aku berpikir bahwa, itu memang suatu kewajiban. Lalu, mengenai persepuluhan. Aku berpikir bahwa karena aku belum memiliki penghasilan sendiri jadi tak perlu memberikan persepuluhan buat Tuhan. Ting Tong!
Atau terkadang.. kita salah menangkap maksud dari pendeta yang mengatakan “Berilah maka kamu akan di beri” ..ehm.. kalimat yang lainnya : “ Ketika Engkau memberi buat Tuhan maka berkat akan melimpah atasmu”
Tentu saja kalimat pendeta yang sering saya dengar itu tidaklah salah. Tetapi, “memberi” seperti apakah yang kita maksud, kasih?

Kalau kita “memberi” dengan tujuan agar Tuhan melimpahkan berkatnya untuk kita, maka tidaklah ada yang kamu berikan dengan kata “memberi” tersebut.

Mari kita bacakan kalimat ini dengan suara yang lantang :
“Saya memberi untuk Tuhan karena rasa syukur atas kelimpahan berkat yang diberikanNya bagi saya.”

Kebanyakan dari kita ketika disinggung dengan kata “memberi” maka yang langsung terlintas adalah berupa uang/barang. Ouh..C’mon guys.. kata “memberi” tidak sesimple itu. Kita naikkan level makna  “memberi” yuk..
Senyuman tulus, perhatian, pengertian, motivasi, perkataan positif,  sorotan mata yang memancarkan keikhlasan, Jabatan tangan yang hangat... itu semua masih sebagian kategori dalam kata MEMBERI.

Memberi itu bergandengan tangan dengan Kasih. Mereka berdua bak pahlawan tanpa tanda jasa. Memberi dengan tulus tanpa menuntut balasan.

Coba amati kalimat ini dan rasakan perbedaannya : “Alasan satu-satunya aku memperhatikanmu adalah karena aku mengasihimu.”
What do you feel? J

Kasih, Maukah kita menjadi partner dari kata “Memberi” tersebut dengan menabur ke semua orang? Karena... apa yang kita tabur, itulah yang kita tuai.
Dengan demikian, kita sudah memberikan makna yang terbaik dari kata “Memberi”.
Ho..Ho..Ho..Sudah saatnya kita beramai-ramai menuai ! Go GIVER!!!

Sampai jumpa di perjalanan berikutnya! Umaaahh...